Kamis, 05 April 2012

Pengamat keuangan

"Mau kerja ya mbak?".
"Ya, mas juga?".
"Ya, sama kita, kerja dimana?".
"Di kota, mas kerja dimana, setelannya rapi bener?".
"Ah, swasta saja, jadi pengamat".
"Pengamat apa?".
"Pengamat keuangan".
"Wah hebat bener pengamat keuangan mau naik kereta ekonomi?".
"Memang harus begitu mbak, supaya bisa mengamati lebih banyak".
"O, apa mas ini praktisi juga?".
"Ya jelas, karena percuma kalo cuma mengamati".
"Apa sih yang diamati?".
"Segala urusan keuangan, dimana, berapa, bagaimana begitulah".

"Terus kira2 gimana kondisi keuangan sekarang?".
"Dari pengamatan di kereta ini, sepertinya kondisi sudah berubah, jadi semakin sulit, karena kebiasaan bawa uang sekarang berbeda dengan yang dulu".
"Wo apa keuangan jadi menurun?".
"Ya kalo begini terus ya jelas berpengaruh buat keuangan saya, mungkin perlu pengamatan di tempat lain".
"Maksudnya gimana?".
"Ya seperti mbak aja sekarang gak banyak bawa uang, banyakan kartu".
"Kok tau?".
"La kan sudah saya amati... Ni dompetnya coba saja liat, tapi maaf sudah kena biaya pengamatan... Sampe ketemu lagi...".
"Lo kok? Wo asem... Copet to?".
:-O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar