Rabu, 18 Januari 2012

Huuh

"Halo selamat siang, maaf boleh mengganggu sebentar?".
"Halo, kalo mau ganggu biar sebentar ya gak boleh".
"Bukan, maksud kami, ada yang mau kami sampaikan ke bapak".
"Mbok dikirim langsung aja wong bapak saya di kampung".
(Huuh) "Bukan bapaknya bapak, tapi situ sendiri..".

"Wo maksudnya saya? Nggak ngomong dari tadi, mbak siapa?".
"Saya **** dari agen investasi."
"Ada agen baru to? Setau saya agen tu ya cuma agen karcis apa agen koran ato agen rahasia."
"Bukan pak, kami ada produk investasi masa depan yang murah dan terpercaya".
"Investasi opo to?".
"Jadi begini, uang bapak yang disimpan di kami akan kami kembangkan, sehingga bapak dapat hasil lebih dari uang tadi".
"Lha itukan kata pak kiyai riba to mbak? Nganakkan uang tanpa kerja?".
(Huuh) "Bukan ah... Wong banyak juga pak haji yg ikut, trus malah pak kyai juga ada".

"Lo ha tapi kan aneh, knapa kok mesti begitu?".
"Jangan kuatir pak, selain uangnya berkembang, bapak juga dapat santunan kematian kalau meninggal".
"Wah mbak ini ngancem saya biar cepet mati?".
"Ya nggak pak, malah saya rugi kalo bapak cepet meninggal, jadi bapak saya selalu mendoakan bapak supaya tetep sehat."
"Wo jadi meninggal gaknya saya itu diitung untung rugi ya?".
(Huuh) "Bukan begitu, tapi dana bapak hasilnya lebih banyak kalau bapak tetep sehat".

"Wah ya terimakasih kalau uang saya bisa nambah, wong selama ini ya segini2 aja."
"Tenang saja pak yang penting uang bapak aman... Jadi gimana saya daftar ya?".
"Apanya yg didaftar? Maksudnya supaya dapat santunan?".
(Huuh) "Bukan maksudnya nanti tiap bulan uang dari rekening bapak otomatis akan didebet ke dana investasi tadi".

"Sip, berarti mbaknya mau kasih saya rekening yg ada uangnya to?".
(Huuh) "Bukan... Bapak kan sekarang punya rekening di bank to?".

"Wo ngarang... Kata siapa? Ati2 mbak dosa dua kali, nganakkan duit trus mitnah saya punya rekening".
"Lha kan bapak punya rekening atas nama bapak *****?".
"Wo itu punya juragan saya."
"Lo bapak ini siapa? Ini kan nomer telpon bapak *****?".
"Ya bener ini telponnya, tapi ini saya rewangnya, bapak lagi nyobain toilet baru, katanya biar kayak anggota de pe er."
(Huuh) (Ceklek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar